November 08, 2006

kutipan puisi bulan Juli

membaca tanda-tanda
(Taufik Ismail)

Kita saksikan Gunung memompa abu,
Abu membawa batu,
Batu membawa lindu,
Lindu membawa longsor,
Longsor membawa air,
Air membawa banjir,
Banjir membawa air, Air Mata

July 10, 2006

kutipan puisi bulan Juni

Tuhan ku
wajah Mu membayang di kota terbakar
dan firman Mu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal
anak menangis kehilangan bapak
tanah sepi kehilangan lelakinya
bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati (WS Rendra,1995)

July 08, 2006

sebab cinta

: sebab kita sengsara bila tak ada cinta

suatu pagi, aku terbangun karena ada ketukan memanggil,

"siapa?"
"cinta"
"mau apa"
"mau berkunjung, adalah tugas saya
mengunjungi setiap orang setiap pagi"
"tanpa kecuali?"
"iya"

semoga ia benar-benar jujur, kataku

"mengapa sepagi ini, lihatlah matahari masih tertidur?", aku belum benar-benar terjaga. siapa tahu cinta ini kiriman salah seorang musuhku.
"setiap pagi adalah karunia, supaya kau juga mendapatkannya. bukankah kemilau pagi matahari jarang menyapamu?"
"lalu kenapa kau baru hadir ketika suara kami habis memanggilmu? ingatlah ketika kami semua mencarimu, padahal jika kau tiba, tidak seperti ini keadaannya!"
"aku berusaha tak peduli, karena aku hanya kau pakai sebagai jimat sewaktu-waktu kau perlu. aku pula hanya onggokan tak berguna ketika kau nikmati dunia damaimu. karena akhirnya kau pun menyadari kenapa aku harus ada!"

aku,
bukan cinta di layar kaca,
bukan cinta sebatas kata,
bukan pula cinta harta apalagi kuasa.
bukan ...

7juni-01

boneka teddy

seekor boneka teddy bear sendirian
teronggok dikelilingi kepulan
asap yang menyesakkan mata dan dada
dan air mata anak kecil
yang baru saja membelainya tadi pagi

lalu seekor boneka teddy bear sendirian
wajahnya merah
tubuhnya menghitam
dan kalungnya jatuh dikakinya,
abu

seekor boneka teddy bear
tanpa harus mengerti
peperangan dan pertumpahan darah
kini menikmati sunyi
tanpa tawa kanak
atau tangis duka
sebab semua sudah jadi luka


dp, 28201

June 24, 2006

Temaram senjakala

by: Setyo Budiantoro

temaram senjakala
muramnya peradaban
dikoyak kebencian
dirobek perang

api, darah dan air mata

jerit tangis percuma
kedengkian berkobar
amis darah tlah dilaburkan

kebiadaban atas berhala identitas
kekejaman akibat kepentingan

manusiakah itu?

setan menggelinjang kenikmatan
iblis mereguk orgasme
laknat! laknat!! laknat!!!
oh dimanakah Tuhan?

aduh, apa perlunya kau tanyakan?

21 april’03

June 09, 2006

kutipan puisi bulan Mei

Aku berpikir: bulan inikah yang membikin dingin,
Jadi pucat rumah dan kaku pohonan?
Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin:
Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan!
(Chairil Anwar, Malam di Pegunungan, 1947)

May 27, 2006

black sabbath

adakah tuhan sungguh murka pada hari sabtu?
ketika kaum musa diperintahkan diam
tetapi mereka memilih mencari ikan
lalu kerakusan membuat mereka menjadi kera

adakah tuhan sungguh murka pada hari sabtu?
gempa bumi, tsunami, gempa bumi
datang silih berganti
apa bangsa ini layak diberi sangsi?

bulan semakin tua,
tapi duka belum juga reda


27/5
another black sabbath in jogya

May 13, 2006

Dua Titik Air Hujan

by: Wawan Haryanto

Meski dulu kita
tak bersama dalam satu awan
mungkin tak pula terniat
tuk bersama arungi sungai

dua titik air
belum jauh dari hulu
moga jernihnya nanti tetap terjaga
hingga hapuskan dahaga
tiap insan peminumnya

atau biar saja terbawa
hingga laut menampung kita
meski mungkin anak sungai
yang kita lalui
dalam cabang yang tak sama
namun kenanglah perjalanan singkat ini
tentu kita kan sampai
walau bisa saja dalam rasa berbeda

April 26, 2006

kutipan puisi bulan April

by: Chairil Anwar (1949)

...hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

April 23, 2006

Kay

by Wenda Hari

Lord Navare...
Mimpi-mimpiku terbanting disini
Sekali lagi
maut berkisaran diwajah-wajah kalah

Kemiskinan, O..kegelapan
Anggur, bunga-bunga, perempuan, wahai
menjelajah keruang mabuk ini

Mengalirlah bersamaku disungai-sungai hitam ...
Berdekapan kita.. dan Mabuklah !


Jatinangor. 1995
di Gunung Manglayang

sejarahnya puisi ini:
tuh U-Camp (tau kan elo), kemping bareng goe terus pas masuk kesebuah
desa di Jatinangor, kita semua cengo ama perikehidupan tuh desa yang
serba sederhana..saking miskinnya......ada upacara kematian yang
anehnya disana gak ada yang sedih atau duka karena pemandangan seperti
ini udah jadi kejadian sehari-hari.....sehingga mereka beranggapan
jika mereka menuruti kesedihan mereka ...mereka akan jauh sangat
miskin dan hina...lalu ..bagaimana mereka akan hidup?.....nah bocah
kecil Kay yang ditinggal kedua orang yang dikasihinnya jadi inspirasi
goe ama U-Camp buat bikin ni puisi.

April 14, 2006

the untold beautifulness

13 April 2006,

12:05 am,

narendra,

juang.





holland, 140406

April 06, 2006

angin musim gugur

angin barat daya meniup dedaunan perlahan
seperti ibu menepuk punggung anaknya
menjaganya dari hempasan ke atas tanah
membiarkannya tertidur sekian lama
sampai datang kabut dan awan putih

angin barat daya bertiup ke tenggara
bisakah ia menyampaikan pesan ini?
ada yang luka menanti
menggali makna menempa hati
sebentar lagi angin dingin tiba dari utara
sepantik api terasa begitu jauh

@gondelstraat31

April 04, 2006

Kerinduan

by: Setyo Budiantoro *)

pada malam ketika rembulan mengikat janji bintang
ijinkan kutanam mawarmu di taman mimpi
di lembah cinta yang dibingkai pelangi

esok ketika kau terjaga
ceritakan padaku tentang taman bunga kita
tentang dua hati yang lebur jadi satu
tentang matahari keabadian yang merangkak perlahan
tentang kerinduan yang terus menggelora
tentang cinta yang tanpa jeda
tentang sejuta kupu-kupu kerinduan

gelora cinta bagai ombak mencium pantai
tiada kenal lelah mereka berpagutan

tapi kasihku
kerinduan ini rasanya mencekik jiwa
aku lelah mencumbui perihnya kerinduan

ingin kutelan waktu
agar aku bisa segera membelai wajahmu
membiarkanmu bersandar di bahuku
berbagi kegelisahan dan keresahan
mengurai beban yang menggantung
merasai detak jantungmu

ingin kubisikkan pelan ke telingamu
puisi indah tentang kehidupan
kebahagiaan yang ingin kita rengkuh
tentang cita-cita dan harapan
tentang indahnya salju keabadian
tentang hangatnya mentari yang merekah

ah kasihku
betapa aku tak bisa berhenti mencintaimu

*) seorang sahabat yang sedang mencari cinta

April 01, 2006

senja berlayar

suatu senja,
layar-layar berpendaran
diketuk-ketuk pohon cemara dari jauh,

suatu suara
tertangkap telinga
dan kita pun masih terjaga

@pau,25mei

tiga

ketika perempuan disapa pelangi
kumbang dan bunga duduk menahan rindu
hanya ada suara lalu ditelan deru
ketika perempuan ditemani mendung
mungkin sebentar lagi hujan

sebab sekarang kita rindu langit yang biru
sama halnya belai tanganmu pada rambutku
dan ucap mesra yang menerbitkan damai
ketika perempuan berkawan matahari
bersama-sama kita mengeja sahabat

-© 30/4/00

March 31, 2006

where the sun is...

pine tree sticks running out to dry
like an old weak hand, try to grasping falling leaves
left a period of happiness, joy of meaning
where the sun is never ending blessing

northwest cold breeze

a northwest cold breeze blows leaves
taking care of it from swift landing
a mother claps lightly her child back
letting her falling asleep until comes white clouds

a northwest cold breeze blows to south
could it mail these messages?
wounds are waiting
as soon as it arrives from northwest
i feel flame will be so far

March 28, 2006

Kisah Ojek Payung

dalam terang
dia adalah anak matahari
bermain; bercanda;
berlarian; menangis; tertawa

derai tawa tetap menggema
walau langit gelap
kelabu kemudian menangis

diantara kecipak air dalam tangis tawa
debu-debu basah
berteriak menjajakan payungnya

demi rupiah
senyum kanak-kanak milik mereka
tersapu rerintikan
yang terbayang
berlembar rupiah di saku
dan belaian ibu menanti pulang

dia berlari kembali
ketika matahari menampakkan diri
menjadikan mereka anak-anak matahari

Halte UI
141297
4.30

Suatu senja di Stasiun

mengamati besi yang berderak
sungguh asyik, kawan
besi adalah naga tidur
presidenpun tak bisa menghentikan

disisi stasiun, lalu lalang manusia
bagai semut mencari sarang
terbaca rupa gelisah;
resah;
tertawa;
kosong
:)

mobil-mobil tiup asap
yang menghitam
ditambah hutanku yang memerah
hingga buat pejabat memerah
negeri jiran juga ikut-ikutan merah

ahhh.........
Jakarta,...
seribu mimpi dalam seribu malam
dan seribu siang
disini siang seperti malam

lalu lalang manusia menapak jalan
menyongsong tergelincirnya siang
memungut makan di pelataran mal dan diskotik

malam bertambah suram
manusia sudah lelap
tapi masih ada yang berkeringat
di dingin malam

aku kembali disini
terbawa derak roda
dan lengkingan pluit
stasiun.....


labkom, 241197

perjalanan

perjalanan harus temukan ujung aspal
saat gelisah menjadi sampah

perang jadikan harapan dan kehancuran
retak hati ketika harus memihak
harapan terbang tinggalkan diri
kehancuran menanti ragu

kembang malam sambut fajar
tengok hari dengan senyuman
di tepi angan hasrat ingin kupetik
kembang malam torehkan ragu

perjalanan temukan penantiannya

21.30
13jun 98

kepada seseorang

jumpa kita ditengah samudra
pada sebuah kapal "irCa"
suara kita dihempas gelombang
sukma kita diterbang camar
walau tak berjumpa mata

minggu 5798

seribu lima wajah

seribu wajah
di trotoar dan lampu merah
terbaca berbagai rasa

seribu wajah
di stasiun dan terminal
siratkan beragam luka

seribu wajah
di emper dan jalanan
ungkap bermacam derita

seribu wajah di pawai keramaian
curahkan suka

seribu wajah dalam lelap
diam...
terbang pada mimpi dan angan

senjautama 1 254

kopi dan roti bakar

lalu kita di tengah hujan
di tengah banyak kepala
sembari secangkir kopi dan roti bakar

arungi waktu
tenggelamkan matahari
terbayang tubuh wajah
mimpiku

duduk disini denganmu
nikmati sajian sang alam
secangkir kopi
dan roti bakar

kafe 23 4
15.55

sekarang tigapuluh dua

bendera setengah tiang mulai di tegakkan angin
roda tinggalkan jejak sejarah
kini teronggok terperosok di selokan
manusia-manusia kebingungan
beterbangan pungut remah-remah pembangunan
inikah yang kau sebut pembangunan?

orang beratus asyik menjarah toko-toko
wajah orang beribu letih kehilangan pekerjaan
berjuta lagi tinggal di bantaran kali

orang pintar berebut tulang kuasa
orang papa tercekik harga sembako
kaum berpunya makan malam di cafe
orang pinggiran tidur makan di pinggir jalan

inilah tigapuluh dua tahun
konglomerat perlahan sekarat
raja nanggalkan peci
rupiah teronggok tak bernyawa
minyak goreng tenggelamkan rakyat

inikah tigapuluh dua tahun??? ??

30798-11.15p

dua puluh satu

ketika jatuh tanggal dua puluh satu
yang berkuasa menjadi rakyat jelata
wakil penguasa mempunyai kuasa
punggawa raja kehilangan raga
para pengamat menjadi tambah semangat

gedung yang dipakai wakil rakyat rapat
diminta kembali oleh rakyat
penjagaan aparat diperketat
menjelang fajar dua puluh terbit

dua puluh satu kemerdekaan rakyat
gedung rakyat tempat pasar tontonan rakyat
para aparat menjadi foto model
abdi cilik ketumpahan rezeki
sebagian pejabat jadi penjahat
sebagian lagi menjadi pelawak
lainnya jadi rakyat kembali
gedung rakyat tiba-tiba merakyat

hidup rakyat!!!
pesta rakyat didukung rakyat dermawan
datang dengan berbagai dukungan
tunas bangsa merasa nyaman
menuntut perbaikan

sekali lagi hidup rakyat!!!
pesta rakyat milik rakyat
tapi kita belum tamat
tarus tuntut perbaikan
hingga usai zaman

sekali lagi hidup rakyat!!!
hidup rakyat!!!

21/20598
1/4 sudirman
18.30-15.10pm

benang kusut

marilah menghormat kepala
beri kita berpikir
marilah menghormat hati
jadikan bungker sembunyi
marilah menghormat mulut
luapan kemunafikan diri
marilah mrnginjak kepala
berpikir tidak berpikir tidak
marilah merobek hati
benteng terakhir jatuh
marilah menutup mulut
kata terakhir tak berucap
kepala hati dan mulut
sembunyi ketakutan keangkuhan
nutup borok berkarat

ya... Penguasa Alam
aku semakin berat berkarat

10.50-7698

Hasrat cinta

rasa itu bukan lagi milik kaummu
kaum yang lemah lembut, penuh rasa
yang tercipta tuk berdampingan dengan kami


rasa itu bukan milik sebagian alam
manusia; binatang; pepohonan; sekitar kita
pun punya rasa

rasa itu ada dimana saja
duduk; berbaring; diam; bicara
pantai; gunung; sampai kolong jembatan yang gelap
tak seorang pun terhindar

rasa itu bersemi kapan saja
malam; pagi; siang
tanpa kenal waktu
datang pergi sesukanya

bagai titanic yang lama terkubur
di dasar atlantik yang dingin
kala rasa itu mulai menjerat menyesakkan dada
aku paksa teriak sekeras-kerasnya
"aku masih cinta"


I never forget u, feb 98
Before v's day

dunia baru

awan yg memerah
langit yg tak lagi biru
bumi tak lagi hening
dunia baru lahir
bersama pekikan, teriakan, makian
membara terus membara

dunia lama habis tergusur
oleh semut yang membangun istana megahnya

kasihan istana yang telah megah dibangun
akhirnyapun rata dengan tanah
hanya karena tiupan segulung angin lalu

kursinya makin terjerat
dalam jala yang bukan untuknya
kini diapun memudar tersapu angin lalu

dunia baru lahir
sambil mengusung yang mati ke liang kubur
penuh pekikan, teriakan,makian
"dunia baru lahir"
teriak mereka bersama-sama


5398
11.50
menjelang mid night

mimpi kita

:mimpi yang hadir hanya untukmu

hujan tadi basahi
kemarau tak kunjung berakhir
ajak anganku pergi
pada suatu tempat ke suatu waktu
percik air diletih wajah
hembus pergi deraan duka

lalu kita bermimpi:

ada yang memaksa kita bangun
berlari diantara asap kota
membunuh waktu di ruang ac

duduk disini demikian nikmat
pandang biru langit
berteman sepi
mendekap sunyi
lalu kita pun bermimpi

5498
12.25 a.m

Tragedi bunga putih

ketika bunga ini kusentuh. hangat jarimu menyambut. saat kurenggut, durinya lelehkan darah dari tanganku. getir... perih...meradang. Kuingin jaga kembang ini dari kumbang, kataku padamu. Kau pegang kembang putih itu sambil menggeleng. kau tetap jaga kembang itu hingga ku pun tak mampu menyentuh dan rasakan lembut jarimu lagi.

10.??
sk accoustic music
11398

March 26, 2006

kedua (anyer)


kau tahu ?

laut itu menyimpan seribu gelombang
seperti kita bermain buih-buih
ditepian istana pasir
dan perahu yang mengisi hari-harinya

sementara kehidupan tetap melaju
bagai jam yang menyalami angka-angka
kalau saja datang
seperti juga pergi
meneguk umur-umur manusia

jika waktu tidak mengalir
jangan pergi !
sebab telah kututup sebagian pintu hatiku
selain itu hanya lewat
dan mengucapkan salam


01.25
16-6-99

March 25, 2006

hujan sore

hujan kali ini
basahi apa-apa yang diatas hati dan di bawahnya

api yang pernah tersimpan
dalam batu-batu
di hati manusia
padam sudah
hanya bara tertinggal asap mengepul dari ubun

hujan redakan
teriakan dari ujung jalan
makian dari ujung lainnya
tapi bara masih ada
lawan hujan tak seberapa
1998